Archive | November 2011

Hari ini. Esok. Selamanya.

Tikam! Rajam aku dengan pedang tajam! Tenggelamkan aku dalam kelam! Tapi jangan lupakan aku dalam semalam!

Aku hanya seorang musafir yg mencari tempat persinggahan, atau tempat menetap jika mungkin.
Kamu, kembali itu yg teringat dan langsung menyengat.

Benar dan salah menjadi blur ketika hati ini kau bawa kabur.

Aku berkata kepada batu “Mengapa engkau begitu keras?”
Dan tertegun ketika tersadar bahkan permata lebih keras. Permata yang amat berharga, berharga seperti kamu.

Pergulatan batin ini mencapai titik krusial, ketika muncul apa yg mereka sebut sesal. Kesal yang terakumulasi dan harus dibayar dengan mahal.

Aku akan mengawasimu dari belakang, agar kamu bisa berjalan ke arah yang kamu mau.

Aku akan mendampingimu tepat disampingmu, agar aku bisa merangkulmu apabila tubuhmu hampir terjatuh karena tersandung.

Aku berjalan dengan gagah di depanmu untuk membukakan jalan, apabila ada tembok tebal yg mencoba mengahalangi cita – citamu.

Itu yang bisa aku janjikan agar kita tetap bersama. Hari ini, esok dan selamanya.

Setuju?

xSTRAIGHT-EDGEx

Disebuah tempat di Bogor. Dengan seorang
remaja tanggung, mungkin 13 atau
14 tahun.
Gue: “Bro, mau nanya dikit, elo make kaos
STRAIGHT EDGE gitu, maksudnya apa
yah? Bisa ngasih penjelasan sama gue?”
Dia: “Ini tuh gaya metal bang, underground gitu,
gue kan anak acara.”
Gue: “Pernah coba cari tahu makna lainnya dari
STRAIGHT EDGE itu sendiri.”
Dia: “Maksudnya? Gue sih yang penting seneng
aja sama temen – temen.”
Gue: “Oh gitu. Lo sendiri ngerokok? Atau malah
suka minum?”
Dia: “Ngerokok mah kebutuhan. Kalo mabok mah
kadang – kadang, kalo punya
duit aja.”
Gue: “Oke thanks”
Segitu sporadisnya penyeberan busana band
metal, punk, hardcore dan rock
keras lainnya dengan desain yang seram di kota
Bogor membuat gue bertaanya
– tanya, “Apa iyah mereka semua ini paham, atau
paling enggak tahu 1 atau 2
lagu dari kaos band yg mereka pake?”
Akhirnya kemarin saat nunggu seseorang di
depan mall di Bogor yang cukup
banyak anak – anak remaja tanggung Bogor
berkumpul, gue berkesempatan dan
memberanikan diri untuk bertanya ke mereka,
salah satu yg gue ingat dialog
diatas.
Lucu. Mendengarkan penjelasan dari seorang
bocah yg gak ngerti sesuatu yg
dia senangi tapi terlihat antusias ketika gue
melemparkan pertanyaan itu.
Bukan salah juga sih, mungkin mereka memang
hanya terbawa trend sebagai
anak remaja yang lagi mencoba – coba segala hal
baru dan menyenangkan. Tapi
akan lebih seru kalo mereka mau coba cari tahu
tentang apa yg mereka
ekspresikan ke orang melalui kaos yg mereka
kenakan.
Gue mau mencoba sharing tentang culture
STRAIGHT EDGE yg gue tahu dari
beberapa artikel yg pernah gue baca.

Pada dasarnya budaya STRAIGHT EDGE sendiri
lahir di scene punk hardcore yg
mencoba HIDUP LURUS, jauh dari kebiasaan
scene punk hardcore, dimulai dari
tidak minum minuman beralkohol, tidak
menggunakan narkoba, tidak merokok,
dan menolak kebiasaan sex bebas. Dan yang
paling penting adalah kontrol
diri untuk tidak masuk ke dalam kebiasaan buruk
yg merusak tubuh sendiri.
Berbeda jauh dengan budaya hardcore yg mabuk
– mabukan dan sering membuat
kerusuhan.
Scene ini sendiri bisa terbentuk dari lagu
STRAIGHT EDGE milik band
hardcore Minor Threat, dimana dalam lagu itu,
mereka seolah berorasi (
memang kebanyakan cara bermusik band
hardcore lebih terdengar seperti
sedang berorasi ) tentang ajakan berhenti
menggunakan narkoba dan minuman
beralkohol.

“X” di kalangan penganut paham ini semacam
identitas yg coba dimunculkan
dengan tattoo di punggung tangan atau bagian
tubuh lainnya. Padahal
awalnya, logo ini hanyalah sebagai tanda yg
dikasih sebagai penanda kepada
anak remaja yg dating ke acara musik di sebuah
klub, agar tidak diberi
minuman keras. Beberapa dari band yg
menganut paham ini juga mencantumkan
huruf x di awal dan akhir nama band mereka,
contoh xDEATHSTARx. Jadi kalo
diantara teman kalian ada yg menggunakan
huruf “x” diawal dan diakhir
username suatu forum, kemungkinan dia adalah
penganut paham ini.
Di Indonesia sendiri, band – band hardcore juga
gak sedikit yg mengakui
kalau mereka menganut paham STRAIGHT EDGE,
hidup sehat dengan keluarga
mereka masing – masing, contohnya STRAIGHT
ANSWER, band asal Jakarta ini
memiliki bisnis dengan musik hardcore mereka.
( dan secara random, lagu
mereka langsung main di iTunes saya. )
Gue pribadi, walau penikmat musik hardcore,
meski enggak terlalu mengikuti
banget, dengan enggak merokok, enggak
narkoba, tapi belum bisa menolak beer
dan alcohol yg lain, jadi belum bisa dikatakan
punya paham STRAIGHT EDGE.
Lagipula sekarang, STRAIGHT EDGE ini adalah
budaya atau culture, bukan lagi
sekedar trend, jika kalian mau mencoba
menjalaninya, silahkan! Tapi gue
harap kalian bukan sekedar mencoba – coba dan
merusak nilai – nilai scene
ini dengan menunjukan tindakan norak di
masyarakat.

Review: Nokia 500, Nokia 600, Nokia 700

Nokia 500

Pertama kali memegang handphone ini, saya langsung teringat Nokia X6, handphone musik dengan design yang kotak. Dan benar saja, fitur di dalamnya tidak terlalu jauh berbeda.
Setelah mencoba menu di dalamnya, langsung terasa prosesor 1GHz yang tidak dimiliki X6. Kecepatan pengoperasian di dalamnya benar – benar terasa. Gak perlu nunggu lama untuk buka aplikasi atau menjelajah di dunia maya. Dengan konektivitas 3G dan prosesor yang demikian, saya terpesona dengan akselarasi handphone yang tidak terlalu mahal ini, kemungkinan berkisar di harga 1,8an juta rupiah.

Dalam paket penjualannya disediakan 2 cover extra, dengan pilihan warna yg menarik, seolah bisa menunjukan mood si pengguna. Memori 2GB dan Nokia Music Unlimited selama 6 bulan, kita gak perlu pusing lagi antara membeli cd, atau download ilegal, Nokia sudah menyediakannya secara gratis dari berbagai label nasional dan internasional.

Symbian Anna yg didalamnya juga menawarkan aplikasi asli dari Nokia yg benar – benar bisa menunjang keseharian kita. Nokia Maps dengan fitur check-in tempat yg sekarang lagi digandrungi di sosial-media; Nokia store untuk unduh aplikasi, tema dan game; edit foto dan video.

Pokoknya handphone ini memang anak muda banget.

Nokia 600

Symbian Belle, Nokia emang pinter menarik perhatian saya yg lagi suka sama Cherrybelle (lah?!), hehe.
Disini peluncuran OS terbaru Symbian dimulai, dengan user interface baru yang menarik, Symbian Belle hadir dengan 6 tampilan layar utama, layar notifikasi khusus, live widgets, dan tampilan layar modus terkunci yg menampilkan semua notifikasi mulai dari daftar panggilan tidak terjawab, sms, e-mail.

Prosesor 1GHz, sama seperti Nokia 500, Nokia Music Unlimited 6 bulan juga ditanamkan di handphone ini. Nokia 600 memakai speaker IHF dengan booster 106 phon yang sangat keras, sehingga bisa terdengar saat bising. Koneksi yg dipakai HSDPA sehingga jaringan data terjamin cepat dan bisa selalu update dimanapun.

Nokia juga menawarkan NFC ( Near field communication) yg sudah banyak diaplikasikan di pasaran Amerika dan Eropa. Teknologi ini sendiri mempermudah pengguna untuk berbagi foto dengan mudah hanya dengan menyentuhkan 2 perangkat, mengkoneksi ponsel dan aksesoris, bermain game, dan fitur untuk pembayaran seperti flazz card yg sudah diintregasi ke merchant tertentu.

Nokia 700

Mungkin karena handphone ini mahal, saat mencoba handphone ini, saya langsung tertarik dengan desainnya yg tipis dan enak digenggam. Tipis dengan bahan premium adalah kombinasi yg menarik buat saya pribadi.

Tidak berbeda jauh dengan Nokia 600, namun di handphone ini, game Angry Birds sudah disertakan secara gratis. Hiburan yang menarik.
Untuk akses layanan email, 10 akun email bisa di setting untuk selalu aktif. Layanan messenger juga sudah ada di dalamnya, dan jika masih dirasa kurang, masih bisa unduh dan dipasang chat client lainnya.

Nokia sudah siap kembali setelah beberapa waktu ini kalah di pasaran.
Saya yakin respon pasar ketika handphone ini rilis sebentar lagi akan baik dan memiliki peminat yg sudah rindu dengan handphone Nokia canggih.