Archive | January 2012

Dengan Tidak Hormat

Dengan tidak hormat,

Maafkan jika kata pembuka ini menyakiti hati kalian. Saya memang seorang begundal yang berpakaian tidak lebih baik dari kalian. Hanya memiliki strata pendidikan dasar yang tidak pantas dijadikan bandingan. Berbicara tidak santun, minim tata krama seolah tidak memiliki kebudayaan. Yang ditangannya selalu kotor oleh debu dan keringat jalanan. Bukti dari setiap teriakan perjuangan. Maafkan diri kalian yang tidaklah lebih hebat dari binatang, wahai para pemuja setan dan kemunafikan.

Saya begitu mencintai rasa benci saya kepada kalian. Saya mencintai cara saya memaki kalian karena chaos yang kalian ciptakan. Saya mencintai ketika setiap ucap janji yang terlontar dari mulut kalian kemudian saya amini sebagai kutukan. Saya mencintai setiap pandangan sinis dari kaum papah yang meludahi setiap langkah kalian menuju kursi pesakitan. Saya begitu mencintai moment dimana kepalamu beradu dengan nyalak api senapan. Tewas! Matilah dalam kegelapan atas kehancuran yang kalian karyakan!

Saya tidak memberi apapun kepada Pertiwi, namun tak pula saya ambil secara paksa apa yang tidak pernah saya miliki.
Sekali lagi saya tegaskan dalam tenggat terdesaknya kebebasan, kemerdekaan saya bukanlah yang kalian representasikan. Semua hanya bualan dalam bumbu kelicikan. Begitu menyengat dan menyeruakan aroma kebusukan.

Kalian akan mati! Ingat itu! Kalian akan memohon untuk mati. Tersiksa oleh batu. Batu – batu kokoh yang terbentuk dari luapan magma kebencian. Untuk setiap hal brengsek yang kalian lakukan! Rasakan!

Dengan tidak hormat saya tujukan setiap kalimat mengancam yang tertulis dalam surat menggugat kepada kalian para keparat yang membuat bangsa ini melarat, PEJABAT BANGSAT!

Nomor penduduk: 32.7104.261290.0xxx yang dipaksa mencantumkan agama dalam kartu identitas yang tidak jelas, David Gultom a.k.a Ucok13

Superstar! #TeamGalau

( Photo keluarga #TeamGalau )

Halo, *toss**cipok**peluk*

Kawan! Bagiamana siang kalian? Kalo saya lagi ngantuk di meja etalase yang biasa kalian gunakan saat menunggu saya pulang kerja kalo kita pengen cabut main gak jelas. Hahaha. Sepi coy!

Oka @landakgaul, follower pertama saya selebtwit yang eksistensinya sudah diakui sejagad pertwitteran nasional. Bro, sering2lah makan2 kalo ngebuzz lagi kenceng duitnye. Cepat kebeli itu MacBook Pro, biar saya bisa photo kaya elo punya iBook dulu. Makasih udeh mau jadi mentor yang asoy untuk ngetuit. Entar saya juga mau masuk Komunikasi aja biar jago mengkomunikasikan hati saya sama orang – orang. Teman curhat yang pengertian abesss. Ditunggu #FollowToday-nya xD

Adhie @adhiefahmi, iraha ka Bogor maneh? Tanen atu tama tamu :3. Gimana kuliah sob? Lancar? Itu rencana berpoligami masih ada gak di kepala? Kalo saya sih dukung – dukung aja. Hahaha. Makasih rumahnya yang di Subang udah mau disambangi beberapa bulan yang lalu. Sama teh Neng juga, resortnya cihuy punya. Geus di like eta Tea Resort Garden na di pesbuk.

Fahrul @demprul, ciehhh yang lagi berpacar, langgeng sob! Nikmatin terus mesra2nya, berih! Hahaha. You’ll Never Walk Alone! Lo kalo udah jadi ahli kimia, bikin narkoba, gue deh yang ngedarin. Tenang, tulang gue ada yang polisi, jadi bisa backingan kita. XD

Kiki @kikiorizky, nyet! Kurangi mesum, perbanyak ibadah! Kurang baik apa gue ngingetin lu gitu, hah?! Dan nonton bokep itu bukan zinah!

Dhety @dettyseptiani, sata kata buat lu. KANGEN! Hahaha. But its all about your choice rite?! Kita turut seneng kalo lu seneng, Det. Termasuk gak main bareng sama kita, kita hormati :’)

Ziah @ziahfauziaaah, hmmm, gimana yahh. Kalo gak salah kita saling gombal menggombali ini dari jaman facebook yah?! Iyah gak sih? Hahaha. Maafloh kalo kamu jadi rusak karena saya ajak gabung. Jangan ngebohong kalo mau ijin main sama kita. Katanya sih bohong itu dosa. Katanya.

Bulan ini setahun yang ‘kan saya, Oka sama Adi bikin #ProjectGalau ke Bali. Kita semua kapan dong? Masa saya bulan Maret udah ke Bali lagi nih *pamer*

Kalian itu superstar di timeline saya. Tab yang saya buat khusus tanpa pernah di skip. #TeamGalau. Kalianlah yang terbaik.

Buat para sahabat terbaik yang pernah pernah dipertemukan ke saya, sahabat yang bikin saya enjoy tanpa ada rasa minder sedikitpun, Adhie Fahmi; Dara Prayoga; Detty Septiani; Fahrul; Khoerusani; I’an Fauziah; Rizky Septian.

Dari teman kalian, David Gultom.

Yang Cantik

Pagi, Cantik.

Pagi ini kota kita membuat aku lebih lama bersahabat dengan kasur dan guling. Gerimis di luar membuatku enggan meninggalkan kasur ini. Tidak, aku masih tetap tidak suka berselimut. Sengaja kutulis surat ini sebelum memulai beraktivitas, rutinitas pekerjaan yang mulai membuatku jemu. Aku yakin jika kamu ada di sini akan berkata “Jangan malas!” Aku yakin itu, seperti halnya mama selalu membangunkan aku dengan suaranya yang berisik di pagi hari. Aku mencoba membunuh bosan dengan coba berbincang dengan kamu yang memiliki senyuman menawan. Sebuah keindahan yang Tuhan ciptakan, namun terlalu singkat untuk sekedar dinikmati melalui pandangan.

Oyah, mungkin kita belum pernah berjumpa. Tapi bukankah cinta adalah chemistry yang tak bisa dijelaskan oleh rumus kimia. Cinta tanpa pernah saling bertatap muka, bercengkrama dan tanpa saling berbagi cerita. Aneh? Aku rasa tidak. Bapak dan mama yang mengajari aku akan hal itu. Bagaimana kita tidak saling melupakan meski lama sudah tak ada di pandangan.
Aku hanya bisa membayangkan wajah cantikmu itu. Aku rasa cantikmu sama seperti mama di masa mudanya. Cantik dan tak ada bandingan. Aku berharap kamu tidak secerewet mama. Kata orang aku ini cukup pintar, aku akan lebih pintar jika kamu yang membimbingku dalam belajar. Maklum saja, mama yang lulusan Sekolah Guru itu tidak sabaran untuk mengajari anaknya yang bebal dan selalu membuatnya sebal sepanjang waktu (Aku yakin mama akan marah jika membaca surat aku ini, tapi biarkan saja, haha).
Aku membayangkan jika kita berdua pergi ke mall, pasti banyak yang sirik melihat betapa cocoknya kita berdua. Kamu cantik, dan aku ganteng (meski banyak yang tidak setuju akan hal itu, haha). Pasti menyenangkan.

Mama selalu mendoakan kamu dari rumah. Bapak, entahlah. Aku, aku hanya mencintai kamu dari sini. Dari dalam hati. Dan dengan surat ini, aku sampaikan cinta dan rasa rindu yang sudah 21 tahun aku pendam. Bersamaan dengan senyum yang paling lebar dan cerah yang aku miliki.

Untuk almarhumah kakak kandungku, Santi br. Gultom yang meninggal 3 bulan setelah dilahirkan karena sakit.

Dari adikmu yang selalu kena omelan mama namun begitu mencintai keluarganya, termasuk mencintai kamu, David Gultom.

Dari Masa Depan

Hai, Sayang.

Aku tak tahu pasti hari apa ketika kamu membaca surat ini. Berapa nilai tukar dollar Amerika dengan mata uang kita sekarang. Atau bahkan, siapa presiden yang memimpin kita. Apakah presiden itu masih bodoh dan busuk seperti saat aku menulis surat ini.
Tapi satu yang aku tahu dengan pasti, aku begitu mencintaimu, Sayang.
Aku yakin kita akan sering bersitegang, bertengkar lalu saling memaafkan atas nama rasa kasih sayang. Aku tidak segagah dulu, meskipun memang aku tidak pernah merasa gagah. Beban pikiranku kian berat, namun disana pendewasaan diri aku dapat. Aku akan mengajarimu untuk mendapatkan pendewasaan itu di saat yang tepat.
Aku belum menemukan pasangan jiwaku yang sebenarnya saat ini. Seseorang yang akan mengajari kamu untuk merawatku saat aku sudah payah dan tak mampu untuk sekedar mengunyah. Seseorang yang akan mengajari kamu segala hal dan aku akan membantu dirinya untuk melengkapi itu.

Bagaimana harimu? Menyenangkan? Ada orang menyebalkan yang mencoba mengganggumu? Bagaimana nilai matematikamu hari ini? Asal kamu tahu saja, aku sering mendapat nilai sempurna untuk pelajaran itu.
Baju apa yang kamu pakai hari ini? Apakah itu seragam dari klub bola yang aku sukai dan kamu menjadi suka menontonnya di malam hari? Membuatmu dimarahi karena kamu mempunya kesibukan di esok hari. Pertandingan Liverpool memang selalu menarik untuk ditonton.
Entah PSMS Medan masih ada atau tidak saat itu, namun aku akan menceritakan cerita heroik kebesaran mereka yang juga aku dapatkan dari cerita bapakku. Lalu aku akan menceritakan pengalamanku bagaimana kami bergembira ketika mereka mencetak gol dan berbuah lemparan batu dari kelompok suporter lain yang kami sambangi stadionnya. Epic. Kamu harus merasakan kesenangan itu juga. Harus!

Masa depan yang kami rangkai adalah kamu. Seperti orang tua kami dulu, opungmu, merangkai jalan masa depan kami. Kami berusaha membahagiakan mereka. Aku harap kamu juga melakukannya kepada kami, Bapak dan Ibumu, nanti.

Kepada calon buah hatiku di masa depan yang akan mewarisi nama Gultom di belakang namanya.

Dari ayahmu yang doyan berkhayal dan sedikit nakal dalam gombal namun tetap loyal, David Gultom.

Pertama

Halo,

Aku masih ingat pertama kali kita bertemu. Titik dimana saat aku masih kosong, entah aku sudah terkontaminasi dosa para leluhurku yang terdahulu. Tapi sepertinya Kamu tidak peduli itu. Aku jadi salah tingkah karena bahagia. Menangis meronta tanpa sebab, namun seolah mengatakan dengan nyaring “Aku cinta Kamu.” di awal perjumpaan kita. Sedang Kamu, meneteskan air mata, entah bahagia atau kecewa. Namun senyum bahagiamu itu mengisyarakatkan lain. Ah, aku merasa memiliki kesempatan untuk memberikan pembuktian cintaku kelak, aku bukanlah sebuah pilihan yang salah.

Pertama, itulah Kamu.

Pertama, itulah Kamu. Orang yang menyatakan cintanya tanpa kata.

Pertama, itulah Kamu. Orang menerima aku apa adanya meski aku belum ada apa apanya.

Pertama, itulah Kamu. Orang mengajari aku berbahasa, dimulai dari bahasa cinta yang terkoneksi oleh dua pasang mata yang tak akan ada duanya di dunia.

Pertama, itulah Kamu. Orang yang tetap memerhatikan aku meski aku seolah tidak acuh.

Pertama, itulah Kamu. Wanita yang selalu mencumbui aku.

Pertama, itulah Kamu. Yang di dalam setiap doanya, namaku, anakmu, selalu diselipkan dan diaminkan.

Pertama, itulah Kamu. Yang setiap perkataannya menjadi penyemangat, penuntun jalan, dan pandangan sejajar seolah mendapat arahan dari seorang teman.

Pertama, itulah Kamu. Yang terbaik dan tak terbantahkan. Yang tercantik tanpa ada bandingan. Dan yang ter- dari segala yang ter- manapun.

Ah, aku mulai lelah untuk menjelaskan bagaimana hebatnya dirimu itu. Meski aku tahu Kamu tak pernah lelah untuk aku, yang mencoba menjadi hebat seperti dirimu.
Kamu yang tak bercela. Meski banyak celaan yang ku sampaikan, namun kamu balas dengan senyuman menawan.

Bagaimana mungkin aku tidak mencintai Kamu? Cinta pertamaku. Yang pertama menunjukan kebahagian bagaimana rasanya mencintai dan dicintai. Meski tak saling bertemu namun selalu memikirkan. Yang pertama dan untuk selamanya. Terimakasih, Mama.

Untuk Mamaku yang terbaik dari semua ter- yang ada di dunia ini, Portina Lubis.

Dari anakmu yang ganteng tapi banyak yang tidak setuju, David. Gultom.

13 Hal Hebat di 2011

1. Dimulai dengan dimulainya tahun baru, saya merayakan tahun baru 2011 di salah satu resort elite yang disewa kawan di Anyer. Bersama dengan Marcelina Yacob, Octa, Resa, Icha dan Wendy. Dengan sedikit kasus meluncurnya mercon saya ke arah sebuah keluarga yang sedang bakar – bakar, hampir wajah ini kena gampar. :D Dilanjut dengan mabuk dan petasan yang seolah gak ada habisnya milik keluarga Wendy. XD

2. Masih di bulan yang sama, saya, Adhie Fahmi dan Oka Prayoga berangkat ke Bali dengan tiket promo Air Asia. Melewatkan 1 pekan di Bali dengan budget seminim mungkin. Masing – masing dari kami hanya menghabiskan dana 1 juta rupiah.
Lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Bogor dengan ngeteng dan mampir ke Jogja dulu. Perjalanan menyenangkan yang akan tambah menyenangkan apabila Deti, Fahrul dan Kiki jadi menyusul kami esok harinya karena sebelum berangkat kami sempat membuat mereka galau untuk ikut juga. Itu pertama kalinya kita merasakan yang namanya naik pesawat terbang, dan pengalaman pertama Oka dan Adi naik kapal ferry. Dasar #TeamGalau dengan #ProjectGalau :D

3. Maret, ini bulan yang seolah menjadi awal kesenangan saya sampai dekat – dekat akhir tahun dan dihantam hal – hal busuk nan menyebalkan. Menggambar dengan cepat selama semalam, berangkat subuh ditemani Hafiz. Menyebarkan poster yang begitu personal di jalanan. Kalo kamu baca post ini, that was so fuckin fun night for me.

4. Sebelum berangkat pameran selama 1 bulan penuh, saya memutuskan untuk berkencan seharian penuh di KRB. Yah, masih dengan kamu yg sama. Dari pagi sampe sore tertawa dan bergaya, khususnya kamu. Melakukan sesi photo dengan suasana yang asik. Dilanjut malam harinya makan malam bersama. Semacam pengumpulan semangat total seharian, untuk bekerja membabi buta bekerja kemudian.

5. Bertemu dengan teman dan keluarga baru memang menyenangkan, tak terkecuali dalam urusan pekerjaan. Pameran sebulan full di Pekan Raya Jakarta dengan karyawan dari cabang lain dan hidup bersama dalam satu apartemen menjadikan kita akrab. “Makan, tidur, mabuk.” adalah satu jargon baru yg muncul dari kebiasan kita mabuk sehabis bekerja. Dan itu setiap malam. Sinting? Memang! XD
Ketemu dengan Venesia Simbolon, yang ternyata mamanya boru Gultom, yang artinya namboru gue. Makan babi berduaan disana, dan ngajak yang lain makan, ada 1 orang yang goyah imannya dan ikut makan.
Oyah, di PRJ juga untuk pertama kalinya saya nonton Godbless manggung, tetap enerjik meski hampir 40tahun manggung.

6. Berangkat ke Subang, naik motor bareng Fahrul, Oka dan Kiki. Dan Grohl pun harus endut2an nanjak daerah Lembang jam 12 malam dengan suhu dingin gelooo. Sampai di Subang, kepala saya langsung pusing bukan main, faktor kadar oksigen dari daerah tinggi. Main resort yang sekarang diurus oleh teh Eneng (tetehnya Adhi yg dulu punya rumah di Cimanggu yg suka kita sambangi dan rampok makanannya). Walaupun hampir batal berangkat setelah insiden Maya. XD

7. Dengan (lagi – lagi) Adi dan Oka berkonspirasi untuk membobol tiket gratisan Java Rockin’ Land 2011 dari sebuah majalah cewek dan sakses mendapatkan 3 jatah tiket yang di-kuis-kan untuk kita. Dan sekali lagi menepati janji sebelum – belumnya sama dia-yang-sama untuk berangkat ke festival rock terbesar di negara ini. Disuguhi pertama kali oleh Seringai, Pas Band, dan dilanjut suasana romantis nan asoy dari Sheila On 7, dan merasakan Loudness dari kejauhan karena kita sudah stay depan stagenya 30 Seconds To Mars meski akhirnya mereka tetap ngaret dan baru naik panggung jam 1 pagi. Dia-yang-sama juga pertama kalinya minum minuman anak gaul Jakarta, Slurpee. Enggak tau deh sekarang gmana.

8. Sekali lagi main ice-skating dengan dia-yang-sama. Romantis sih. Tapi kalo diomongin sekarang. Pffft.

9. Ikutan PUASA Ramadhan dan sakses cuma bocor 3 (atau 4) hari men. Itu sebuah prestasi. Lebarannya mampir ke rumah dia-yang-sama, dengan nervous gila, baru pertama kali bertemu semua keluarga inti dia-yang-sama dalam sekali pertemuan. Dengan segala status dan identitas gue yang amat bertolak belakang sama mereka.

10. Merayakan ultah Deti (21), Adi (20) dan Kiki (20), yah benar, Deti memang yg paling senior diantara kami. Dimulai dengan ritual bakar – bakar ayam yang sangat menyenangkan. Makasih buat ibunya Deti yang mau dilieurkan dengan kami yang punya acara ini. :D

11. Pertama kalinya ngerasain malam takbiran dipending. Bakar petasan cuma berduaan dengan dia-yang-sama tanpa ada lawan. Yang dia-yang-sama inget sih, kita ngebubarin orang pacaran sama asep mercon kita.

12. Nonton (walaupun berangkat hanya sendiri) secara langsung Burgerkill di Bogor (selama ini nonton di gigs di Jakarta) dengan album baru mereka yang langsung saya beli begitu rilis ke pasar, Venomous. Headbanging sampai benar – benar kelelahan. Benar – benar sore yang berkeringat dan beracun.

13. 26 Desember 2012 kali ini adalah sebuah surprise yang menyenangkan. Dia-yang-sama pesan kue ultah ke 21 saya, terasa amat spesial. Saat itu saya tidak terlihat bahagia total secara ekspresi, ada beberapa pikiran yang coba mengganggu kesenangan saya, kejadian – kejadian yang terakhir yang saya lalui bersama dia-yang-sama, tentu yang menyebalkan. Tapi setelah saya pikir kembali, ternyata lebih banyak hal yang lebih manis seperti yang saya ceritakan di atas.
Malam belum berakhir dan cerita masih berlanjut, yang gak diduga adalah, masih ada kue dari Ziah, sebuah kejutan yang menyenangkan. Dan gue dapet tas dari #TeamGalau yg seolah nyimpulin, walau mama lagi gak ada, masih ada teman – teman yang masih perhatian sama saya.