Tag Team! Ibadah Foo Fighters Bersama Ariev Rahman. @singasik Dan @AirAsiaId
22 Februari 2012. Jam 4.10pm. Makan siang di kantin (yang sudah amat sangat kosorean) awalnya santai, langsung berubah rusuh. Satu meja kaget ngeliat saya yang langsung kejer – kejer seneng langsung mendadak lemes dan gemeteran.
Perjuangan bang Ariev dan saya tiap hari jawab, sampe bikin reminder di hape, pertanyaan dari @Singasik suksezzzzz.
TAG TEAM SAYA ARIEV RAHMAN @arievrahman MENJADI PEMENANG #SingWithFoo YANG DIADAIN @singasik. WOHOO!!!
—
Mendadak semuanya hening, tapi saya masih senyum2 seneng-gak-ketulungan. Mereka gak paham saya kenapa. Masih dengan tangan gemetar saya langsung BBm bang Ariev yang belum baca pengumumannya. Akkkkk, chaos abis.
AKHIRNYA KITA JADI JAMAAH MABRUR FOO FIGHTERS 2012! DARI SMP AKHIRNYA GUE BISA NONTON MEREKA SEKARANG!
Lebih nerveous lagi karena ini pengalaman pertama saya bertandang ke negeri orang. Dan, iyak, saya belum punya passport. Untungnya dengan pengertian luar biasa, pihak @Singasik mau nunggu kelengkapan identitas saya. *sudah dikasih gratis, make nyuruh nunggu, emang gak tau diri saya ini xD*
Pokoknya makasih banyak banget deh bang @arievrahman @Singasik @AirAsiaId @visitsingapore. :D\mm/
13 Hal Hebat di 2011
1. Dimulai dengan dimulainya tahun baru, saya merayakan tahun baru 2011 di salah satu resort elite yang disewa kawan di Anyer. Bersama dengan Marcelina Yacob, Octa, Resa, Icha dan Wendy. Dengan sedikit kasus meluncurnya mercon saya ke arah sebuah keluarga yang sedang bakar – bakar, hampir wajah ini kena gampar. :D Dilanjut dengan mabuk dan petasan yang seolah gak ada habisnya milik keluarga Wendy. XD
2. Masih di bulan yang sama, saya, Adhie Fahmi dan Oka Prayoga berangkat ke Bali dengan tiket promo Air Asia. Melewatkan 1 pekan di Bali dengan budget seminim mungkin. Masing – masing dari kami hanya menghabiskan dana 1 juta rupiah.
Lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Bogor dengan ngeteng dan mampir ke Jogja dulu. Perjalanan menyenangkan yang akan tambah menyenangkan apabila Deti, Fahrul dan Kiki jadi menyusul kami esok harinya karena sebelum berangkat kami sempat membuat mereka galau untuk ikut juga. Itu pertama kalinya kita merasakan yang namanya naik pesawat terbang, dan pengalaman pertama Oka dan Adi naik kapal ferry. Dasar #TeamGalau dengan #ProjectGalau :D
3. Maret, ini bulan yang seolah menjadi awal kesenangan saya sampai dekat – dekat akhir tahun dan dihantam hal – hal busuk nan menyebalkan. Menggambar dengan cepat selama semalam, berangkat subuh ditemani Hafiz. Menyebarkan poster yang begitu personal di jalanan. Kalo kamu baca post ini, that was so fuckin fun night for me.
4. Sebelum berangkat pameran selama 1 bulan penuh, saya memutuskan untuk berkencan seharian penuh di KRB. Yah, masih dengan kamu yg sama. Dari pagi sampe sore tertawa dan bergaya, khususnya kamu. Melakukan sesi photo dengan suasana yang asik. Dilanjut malam harinya makan malam bersama. Semacam pengumpulan semangat total seharian, untuk bekerja membabi buta bekerja kemudian.
5. Bertemu dengan teman dan keluarga baru memang menyenangkan, tak terkecuali dalam urusan pekerjaan. Pameran sebulan full di Pekan Raya Jakarta dengan karyawan dari cabang lain dan hidup bersama dalam satu apartemen menjadikan kita akrab. “Makan, tidur, mabuk.” adalah satu jargon baru yg muncul dari kebiasan kita mabuk sehabis bekerja. Dan itu setiap malam. Sinting? Memang! XD
Ketemu dengan Venesia Simbolon, yang ternyata mamanya boru Gultom, yang artinya namboru gue. Makan babi berduaan disana, dan ngajak yang lain makan, ada 1 orang yang goyah imannya dan ikut makan.
Oyah, di PRJ juga untuk pertama kalinya saya nonton Godbless manggung, tetap enerjik meski hampir 40tahun manggung.
6. Berangkat ke Subang, naik motor bareng Fahrul, Oka dan Kiki. Dan Grohl pun harus endut2an nanjak daerah Lembang jam 12 malam dengan suhu dingin gelooo. Sampai di Subang, kepala saya langsung pusing bukan main, faktor kadar oksigen dari daerah tinggi. Main resort yang sekarang diurus oleh teh Eneng (tetehnya Adhi yg dulu punya rumah di Cimanggu yg suka kita sambangi dan rampok makanannya). Walaupun hampir batal berangkat setelah insiden Maya. XD
7. Dengan (lagi – lagi) Adi dan Oka berkonspirasi untuk membobol tiket gratisan Java Rockin’ Land 2011 dari sebuah majalah cewek dan sakses mendapatkan 3 jatah tiket yang di-kuis-kan untuk kita. Dan sekali lagi menepati janji sebelum – belumnya sama dia-yang-sama untuk berangkat ke festival rock terbesar di negara ini. Disuguhi pertama kali oleh Seringai, Pas Band, dan dilanjut suasana romantis nan asoy dari Sheila On 7, dan merasakan Loudness dari kejauhan karena kita sudah stay depan stagenya 30 Seconds To Mars meski akhirnya mereka tetap ngaret dan baru naik panggung jam 1 pagi. Dia-yang-sama juga pertama kalinya minum minuman anak gaul Jakarta, Slurpee. Enggak tau deh sekarang gmana.
8. Sekali lagi main ice-skating dengan dia-yang-sama. Romantis sih. Tapi kalo diomongin sekarang. Pffft.
9. Ikutan PUASA Ramadhan dan sakses cuma bocor 3 (atau 4) hari men. Itu sebuah prestasi. Lebarannya mampir ke rumah dia-yang-sama, dengan nervous gila, baru pertama kali bertemu semua keluarga inti dia-yang-sama dalam sekali pertemuan. Dengan segala status dan identitas gue yang amat bertolak belakang sama mereka.
10. Merayakan ultah Deti (21), Adi (20) dan Kiki (20), yah benar, Deti memang yg paling senior diantara kami. Dimulai dengan ritual bakar – bakar ayam yang sangat menyenangkan. Makasih buat ibunya Deti yang mau dilieurkan dengan kami yang punya acara ini. :D
11. Pertama kalinya ngerasain malam takbiran dipending. Bakar petasan cuma berduaan dengan dia-yang-sama tanpa ada lawan. Yang dia-yang-sama inget sih, kita ngebubarin orang pacaran sama asep mercon kita.
12. Nonton (walaupun berangkat hanya sendiri) secara langsung Burgerkill di Bogor (selama ini nonton di gigs di Jakarta) dengan album baru mereka yang langsung saya beli begitu rilis ke pasar, Venomous. Headbanging sampai benar – benar kelelahan. Benar – benar sore yang berkeringat dan beracun.
13. 26 Desember 2012 kali ini adalah sebuah surprise yang menyenangkan. Dia-yang-sama pesan kue ultah ke 21 saya, terasa amat spesial. Saat itu saya tidak terlihat bahagia total secara ekspresi, ada beberapa pikiran yang coba mengganggu kesenangan saya, kejadian – kejadian yang terakhir yang saya lalui bersama dia-yang-sama, tentu yang menyebalkan. Tapi setelah saya pikir kembali, ternyata lebih banyak hal yang lebih manis seperti yang saya ceritakan di atas.
Malam belum berakhir dan cerita masih berlanjut, yang gak diduga adalah, masih ada kue dari Ziah, sebuah kejutan yang menyenangkan. Dan gue dapet tas dari #TeamGalau yg seolah nyimpulin, walau mama lagi gak ada, masih ada teman – teman yang masih perhatian sama saya.
Hari ini. Esok. Selamanya.
Tikam! Rajam aku dengan pedang tajam! Tenggelamkan aku dalam kelam! Tapi jangan lupakan aku dalam semalam!
Aku hanya seorang musafir yg mencari tempat persinggahan, atau tempat menetap jika mungkin.
Kamu, kembali itu yg teringat dan langsung menyengat.
Benar dan salah menjadi blur ketika hati ini kau bawa kabur.
Aku berkata kepada batu “Mengapa engkau begitu keras?”
Dan tertegun ketika tersadar bahkan permata lebih keras. Permata yang amat berharga, berharga seperti kamu.
Pergulatan batin ini mencapai titik krusial, ketika muncul apa yg mereka sebut sesal. Kesal yang terakumulasi dan harus dibayar dengan mahal.
Aku akan mengawasimu dari belakang, agar kamu bisa berjalan ke arah yang kamu mau.
Aku akan mendampingimu tepat disampingmu, agar aku bisa merangkulmu apabila tubuhmu hampir terjatuh karena tersandung.
Aku berjalan dengan gagah di depanmu untuk membukakan jalan, apabila ada tembok tebal yg mencoba mengahalangi cita – citamu.
Itu yang bisa aku janjikan agar kita tetap bersama. Hari ini, esok dan selamanya.
Setuju?
xSTRAIGHT-EDGEx
Disebuah tempat di Bogor. Dengan seorang
remaja tanggung, mungkin 13 atau
14 tahun.
Gue: “Bro, mau nanya dikit, elo make kaos
STRAIGHT EDGE gitu, maksudnya apa
yah? Bisa ngasih penjelasan sama gue?”
Dia: “Ini tuh gaya metal bang, underground gitu,
gue kan anak acara.”
Gue: “Pernah coba cari tahu makna lainnya dari
STRAIGHT EDGE itu sendiri.”
Dia: “Maksudnya? Gue sih yang penting seneng
aja sama temen – temen.”
Gue: “Oh gitu. Lo sendiri ngerokok? Atau malah
suka minum?”
Dia: “Ngerokok mah kebutuhan. Kalo mabok mah
kadang – kadang, kalo punya
duit aja.”
Gue: “Oke thanks”
Segitu sporadisnya penyeberan busana band
metal, punk, hardcore dan rock
keras lainnya dengan desain yang seram di kota
Bogor membuat gue bertaanya
– tanya, “Apa iyah mereka semua ini paham, atau
paling enggak tahu 1 atau 2
lagu dari kaos band yg mereka pake?”
Akhirnya kemarin saat nunggu seseorang di
depan mall di Bogor yang cukup
banyak anak – anak remaja tanggung Bogor
berkumpul, gue berkesempatan dan
memberanikan diri untuk bertanya ke mereka,
salah satu yg gue ingat dialog
diatas.
Lucu. Mendengarkan penjelasan dari seorang
bocah yg gak ngerti sesuatu yg
dia senangi tapi terlihat antusias ketika gue
melemparkan pertanyaan itu.
Bukan salah juga sih, mungkin mereka memang
hanya terbawa trend sebagai
anak remaja yang lagi mencoba – coba segala hal
baru dan menyenangkan. Tapi
akan lebih seru kalo mereka mau coba cari tahu
tentang apa yg mereka
ekspresikan ke orang melalui kaos yg mereka
kenakan.
Gue mau mencoba sharing tentang culture
STRAIGHT EDGE yg gue tahu dari
beberapa artikel yg pernah gue baca.
Pada dasarnya budaya STRAIGHT EDGE sendiri
lahir di scene punk hardcore yg
mencoba HIDUP LURUS, jauh dari kebiasaan
scene punk hardcore, dimulai dari
tidak minum minuman beralkohol, tidak
menggunakan narkoba, tidak merokok,
dan menolak kebiasaan sex bebas. Dan yang
paling penting adalah kontrol
diri untuk tidak masuk ke dalam kebiasaan buruk
yg merusak tubuh sendiri.
Berbeda jauh dengan budaya hardcore yg mabuk
– mabukan dan sering membuat
kerusuhan.
Scene ini sendiri bisa terbentuk dari lagu
STRAIGHT EDGE milik band
hardcore Minor Threat, dimana dalam lagu itu,
mereka seolah berorasi (
memang kebanyakan cara bermusik band
hardcore lebih terdengar seperti
sedang berorasi ) tentang ajakan berhenti
menggunakan narkoba dan minuman
beralkohol.
“X” di kalangan penganut paham ini semacam
identitas yg coba dimunculkan
dengan tattoo di punggung tangan atau bagian
tubuh lainnya. Padahal
awalnya, logo ini hanyalah sebagai tanda yg
dikasih sebagai penanda kepada
anak remaja yg dating ke acara musik di sebuah
klub, agar tidak diberi
minuman keras. Beberapa dari band yg
menganut paham ini juga mencantumkan
huruf x di awal dan akhir nama band mereka,
contoh xDEATHSTARx. Jadi kalo
diantara teman kalian ada yg menggunakan
huruf “x” diawal dan diakhir
username suatu forum, kemungkinan dia adalah
penganut paham ini.
Di Indonesia sendiri, band – band hardcore juga
gak sedikit yg mengakui
kalau mereka menganut paham STRAIGHT EDGE,
hidup sehat dengan keluarga
mereka masing – masing, contohnya STRAIGHT
ANSWER, band asal Jakarta ini
memiliki bisnis dengan musik hardcore mereka.
( dan secara random, lagu
mereka langsung main di iTunes saya. )
Gue pribadi, walau penikmat musik hardcore,
meski enggak terlalu mengikuti
banget, dengan enggak merokok, enggak
narkoba, tapi belum bisa menolak beer
dan alcohol yg lain, jadi belum bisa dikatakan
punya paham STRAIGHT EDGE.
Lagipula sekarang, STRAIGHT EDGE ini adalah
budaya atau culture, bukan lagi
sekedar trend, jika kalian mau mencoba
menjalaninya, silahkan! Tapi gue
harap kalian bukan sekedar mencoba – coba dan
merusak nilai – nilai scene
ini dengan menunjukan tindakan norak di
masyarakat.